Menurut rangkaian sejarah yang bersumber dari cerita orang yang tertua Nagari dan buku-buku yang berisikan Tambo asal usul Nagari dalam wilayah Minang kabau, dimana Nenek Moyang Nagari Pasia Laweh berasal dari Kenagarian Kamang Mudiak Agam. Yang pertama kali turun adalah Awa gelar Dt, Rajo Nagari seorang Penghulu Pucuak basuku koto, disertai sejumlah karib kirabat beliau yang diperkirakan datang sekitar tahun 1842, persisnya 5 tahun sejak berakhirnya perang Paderi di sebuah perbukitan Limau Abung Sugai Guntung.
Karena kekurangan sumber Air, maka beliau meneruskan perjalanan melalui Rimbo Pakan Selasa dan Bateh Kambuih yang akhirnya menetap disebuah pemukiman baru bernama Koto Banau, artinya penghuni kampung tersebut kebanyakan basuku Koto dan hutannya banyak ditumbuhi pohon enau. Berawal dari perkembangan inilah Sang Datuk mulai menata kehidupan bakorong – bakampuang. Baadat – Bagaamo dan bermusyawarah mencari kata mufakat di lingkungan kaum dan kirabatnya.
Seiringan berjalannya kehidupan dari masa kemasa, sesuai dengan kewenangan Belanda selaku penguasa tunggal waktu itu yang memperlakukan sistem pemerintahan Nagari yang dikenal dengan Priode PASCA PLAKAT PANJANG KOLONIAL, dimana Belanda saat itu berhak menetapkan dan menunjuk seseorang untuk diangkat sebagai penghulu kepala atau kepala Laras yang pada prinsipnya bertugas sebagai penghubung nagari-nagari yang telah terbentuk untuk kepentingan Belanda semata. Dan waktu itu ditetapkanlah Dt. Rajo Nagari sebagai Angku Lareh pertama yang pemerintahannya berpusat disebuah Pasia nan laweh tempat berdirinya bangunan Mesjid Nurul Falah Jorong Pasia Laweh sekarang yang akhirnya nama Pasia Laweh tersebut dikukuhkan sebagai nama sebuah Nagari yang sampai sekarang tetap utuh adanya di Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat.
Sesuai dengan kondisi Datuak Rajo Nagari pertama di Nagari yang semakin tua. Maka jabatan beliau digatikan oleh anak pertama dari pasangannya dengan SITI FATIMAH suku Tanjuang kampuang tangah Pasia Laweh yang bernama KILEK gelar DT. BAGINDO sekitar tahun 1869, mengingat waktu itu belum ada satupun kemenakan beliau yang memenuhi syarat sebagai Angku Lareh. Sedangkan untuk jabatan Kapalo Nagari pertama di Pasia Laweh adalah GANJIA DT. BAGINDO kemenakan Kilek Angku Bagindo anak dari GUNUN yang menjabat sekitar tahun 1876 sampai dengan tahun 1891 ( 15 ) tahun begitulah seterus nya sampai sekarang. Dimana Nagari Pasia Laweh tetap berdiri kokoh yang meliputi 7 jorong yakni Jorong Pasia Laweh, Palupuh, Angge, Palimbatan, Sungai Guntung, Aur Kuniang, Lurah Dalam. Yang terdiri dari 7 pasukuan yaitu: Koto, Jambak, Caniago, Tanjuang, Pili, Malayu dan Sikumbang. Dengan jumlah niniak mamak yang dikenal dengan sebutan Niniak Mamak Nan 100 Dikato yang pada saat sekarang ini jumlah niniak mamak sudah mencapai sebanyak 113 orang Niniak Mamak.
0 komentar:
Posting Komentar